Kelmarin,
Di dalam episod kehidupan sangkaku lurus,
Terkabur sebentar pandangan ini,
Kerna disampuk angin dan debu,
Bisa mengusik persepsi pandanganku,
Menangis aku untuk seketika,
Mereka segera berlari dan menghambatku,
Lantas disentak erat nadi perjalanan akalku,
Mereka bisa berbisik padaku,
Tersenyum aku,
Lalu terhenti,
Puas,
Katanya,
Usah dihiraukan gelora debu itu,
Masih luas padang pasir ini,
Bertaburan tuhan-tuhan yang berkeliaran,
Telah berkali diingatkan padaku,
(Jaga-jaga) Say.ten, Say.ten,
Masih belum dapat difahami,
Apa erti sebenarnya,
Masih belum cukup untuk dimengertikan,
Apa ada dalam persoalan,
Lantas menjadi keliru semakin menjadi,
Dan demi kekeliruan yang mengelirukan,
Dihitung sebentar kewarasan,
Lantas kantong tua menjadi pencarianku,
Dikoreklah sedalam-dalamnya,
Mungkin takdir akan kembalikanku pada kenyataan,
Dan takdir berada di mana-mana,
Hiba pabila dia berbisik,
Kau telah pun terjatuh,
Berjuta detik terkambus sama,
Dalam kekalutan yang menelan puas,
Segala kematangan telah meragut ganas,
Kini aku mula mengerti,
Dan terkenang zaman baghalku,
Say.ten.....Satan..
-1998-
This blog was designed and created to cater Hesmel Faznee Faisal a.k.a The Eugenist a.k.a Aqalkalayuda's personal thoughts and opinions. He has mentioned on numerous times that all writings in this blog are strictly based on his personal Point Of View; thus he'll refused to beg nor seek for forgiveness from anyone, for as long as the things mentioned in this self proclaimed blog are not purposely related nor have any ill feelings towards anyone or anything.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SENI BAHASA DAN SENI RUPA DALAM CERMINAN AKAL BUDI MELAYU
Oleh - Hesmel Faznee Faisal Allahyarham Pendeta Za’ba (1985-...
-
Oleh – Hesmel Faznee Faisal Apa ada pada nama? Secara peribadi, bagi penulis ada banyak sebab untuk mengatakan ianya penting dan ...
-
Oleh - Hesmel Faznee Faisal Allahyarham Pendeta Za’ba (1985-...
No comments:
Post a Comment